Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

AMPLOP YANG TERTUKAR


Kisah Tokoh berikut sangat menginspirasi ...

"Saya menikah usia 21 tahun, dan dalam usia 29 tahun anak saya sudah 6, bisa dibayangkan ya istri saya hamil-melahirkan-hamil-melahirkan dlm waktu berdekatan.


Karena latar belakang kakek tiri saya yang usaha angkot maka sayapun bergerak di bisnis tsb, disamping itu saya juga merintis usaha peternakan kambing. Saya juga mulai jadi da'i yang cukup dikenal di Bandung saat itu, sering dapat panggilan ceramah di berbagai tempat.

Sampai pada suatu hari saya merasa kok saya jadi begini ya?? Setiap subuh sudah harus berada di terminal mengecek angkot-angkot saya, di mana saat itu harusnya saya sedang berzikir.

Dan saya kok juga jadi mikirin isi amplop yang didapat dari ceramah, sampai suatu saat saya dapat amplop kosong, saya kaget, lalu tak lama kemudian ada yang mengejar saya dan meminta maaf, amplop yang tadi kosong mau ditukar. Rasanya seperti ditampar....

Saya bilang kepada istri saya, Mi...kayaknya kita salah jalan Mi...bukan begini harusnya...

Akhirnya saya tinggalkan usaha angkot, dan peternakan 350 ekor kambing saya serahkan ke teman saya.

Hidup saya yang susah sejak anak pertama sampai ke 4, membaik sampai anak ke 6, lalu kembali miskin saat itu, di usia saya yang ke-29.

Saat itulah saya ubah niat saya, saya tidak mau lagi meletakkan rasa cinta saya kpd yg namanya uang/harta, saya niatkan hidup ini untuk berJIHAD. Dan kesempatan itupun datang ketika pecah kerusuhan Ambon, saya berangkat ke daerah konflik untuk mewujudkan niat saya, JIHAD".

Demikianlah langkah awal Ustadz Abu Syauqi merealisasikan niat JIHADnya, dan kemudian Allah-pun menuntun beliau untuk membidani lahirnya lembaga ZIS yang kita kenal dengan brand "Rumah Zakat". Rumah Zakat merupakan perintis lembaga ZIS modern, saya sendiri mengenal RZ saat itu dengan terobosannya mencarikan orang tua asuh bagi anak-anak miskin/yatim, dan yang mengawali peng-kornet-an daging qurban agar qurban bisa dirasakan dan ditebar manfaatnya secara luas dan lebih awet.

Ustadz Abu Syauqi tak lagi aktif mengelola Rumah Zakat dan memutuskan untuk fokus berbisnis sejak 2009.